Kyai Sahal Mahfudh
Kyai Sahal Mahfudh

Mengenang Kyai Sahal Mahfudh, Ulama Sederhana Pemersatu Umat

Jakarta – Kyai Sahal Mahfudh sudah tiada. Namun sosoknya akan selalu dikenang umat muslim. Almarhum dikenal sebagai sosok ulama praktisi yang progresif dalam pemikiran.

“KH Sahal Mahfudh juga sosok pemersatu umat dan sederhana dalam penampilan,” kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam saat berbincang, Jumat (24/1/2013).

Kyai Sahal yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MUI dan Rais Am PBNU. Niam menceritakan, Kyai Sahal lahir di Desa Kajen, Margoyoso Pati pada 17 Desember 1937. Sahal merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.

“Beliau merupakan ulama kontemporer Indonesia yang disegani karena kehati-hatiannya dalam bersikap dan kedalaman ilmunya dalam memberikan fatwa,” jelas Niam.

“Kesehariannya sangat sederhana, sosok zuhud yang tidak silap terhadap dunia. Dunia berada di bawah kendalinya,” tambahnya lagi.

Kyai Sahal dikenal sebagai ahli fikih yang sangat mumpuni, baik teori maupun prakteknya. Beliau mnjadi sosok penting dlm menyukseskan program KB dengan pendekatan fikihnya.

Buku “Nuansa Fikih Sosial” adalah salah satu mahakaryanya. Beliau menulis puluhan karya, baik bahasa Indonesia maupun Arab, di antaranya Al Faroidlu Al Ajibah (1959), Intifahu Al Wadajaini Fi Munazhorot Ulamai Al Hajain (1959), Faidhu Al Hijai (1962), Ensiklopedi Ijma’ (1985), Pesantren Mencari Makna, Nuansa Fiqih Sosial, dan Kitab Usul Fiqih (berbahasa Arab)

“Karena keilmuan, ketokohan, dan karakternya yang kuat, beliau dipercaya sebagai Rais Aam Syuriah PBNU, pengendali tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia sejak 1999 hingga akhir hayatnya. Ketokohannya melampaui ormas asalnya. Beliau sejak 2000 dipercaya sebagai Ketua Umum MUI, wadah berhimpun seluruh ormas Islam Indonesia. De facto and de jure, beliau menjadi pimpinan, panutan, tokoh bagi umat Islam Indonesia,” urai Niam.

Menurut Niam juga, Kyai Sahal tidak hanya mengurusi pesantren. Tetapi juga sangat peduli kepada kepentingan masyarakat luas di luar pesantren. Kyai Sahal mengajarkan, “manusia yang terbaik adalah yang banyak memberikan manfaat untuk orang lain”.

“Beliau menginisiasi dan merintis BMT dan BPRS, usaha di bidang kesehatan dengan RSInya, bahkan beliau juga tercatat mnjadi Rektor Institut Islam NU di Jepara,” tambah Niam.

Kyai Sahal juga dikenal sosok kreator, inovator, dan motivator. “Tapi jauh dari hingar bingar popularitas. Hidupnya untuk umat, tidak lagi untuk pribadinya,” tutup Niam.

Selamat jalan Kyai..