Jujur saja, saya mencurigai perang di Libya ada hubungannya dengan cadangan minyak yang dimiliki oleh Libya. Hal ini semakin kuat setelah membaca berita ini :

Sejumlah negara asing mulai berebut masuk ke Libya dengan beragam motif. Ada negara yang menawarkan bantuan dana rekonstruksi. Ada pula negara yang ingin menguasai kekayaan, terutama sumber mineral dan minyak, termasuk jaringan pipa distribusi minyak.

Italia dan Perancis, seperti dilaporkan kantor berita Agence France-Presse (AFP), Jumat (26/8), diduga tengah berlomba untuk menguasai negara kaya minyak itu. Kedua negara ini bertarung seperti mengulangi era kolonialisme merebut kekayaan negara di Afrika Utara itu. – sumber

Italia memiliki perusahaan minyak di Libya, ENI. Total Perancis pun ada di negeri yang tengah bergolak itu. Total menguasai 2,5 persen dari total produksi minyak Libya. Sekitar 13 persen dari penerimaan ENI dari minyak ini justru dari Libya. Mereka telah melobi oposisi agar bisa lebih banyak lagi menguasai minyak itu.

http://internasional.kompas.com/read/2011/08/27/04022514/Asing.Berebut.Masuk

Pada tanggal 21, secara serempak media massa dunia (termasuk di Indonesia) memberitakan bahwa pasukan pemberontak sudah menguasai Tripoli. Tivi-tivi menayangkan gambar orang-orang yang bergembira ria. Reporter menyatakan, inilah pasukan pemberontak merayakan kemenangan.

Fake Al Jazeera News Clip of NATO Terrorists In Tripoli Green Sqaure 21.08.11, NATO War On Libya

Kemudian terbukti, video itu palsu belaka. Itu adalah sebuah film yang dibuat entah dimana

Inggris seperti mendapatkan mandat untuk melindungi sipil dari kejahatan pendukung Moammar Khadafy. Inggris sedang mengincar sejumlah ladang minyak yang diperolehnya ketika Khadafy mulai berbaikan dengan Barat. Ketika Blair berkuasa, sejumlah proyek sudah di tangan BP sehingga memberikan keuntungan besar bagi pemerintahan di London.

Shell juga merupakan perusahaan Barat pertama yang masuk lagi ke Libya melalui kesepakatan tahun 2004. Tony Blair mengukuhkan kesepakatan yang menggarisbawahi kemitraan strategis jangka panjang antara perusahaan minyak Libya dan Shell. – sumber

http://internasional.kompas.com/read/2011/08/28/09221289/Tragedi.Khadafy.Pelajaran.Penting.bagi.RI

Search Google menemukan ini http://dinasulaeman.wordpress.com dengan artikel Kebohongan Media Mainstream Soal Libya

Perang di Libya dimulai dengan aksi-aksi demo anti Qaddafi pada bulan Februari yang dilakukan rakyat Libya di Benghazi. Ada yang aneh, Benghazi sebenarnya justru kawasan yang makmur. Secara umum pun, rakyat Libya cukup makmur. Pendapatan penduduk per kapita Libya adalah US$ 14581.9. Bandingkan dengan Mesir yang hanya US$ 2015.5 dan Tunisia US$ 3680.5. Sekedar perbandingan, Indonesia masih di atas Mesir, yaitu US$ 2149.7 (data dari PBB). Meskipun ada banyak kabar yang memberitaka betapa Qaddafi menumpuk harta, namun dia tetap menginvestasikan kembali sebagian penghasilan minyak (Libya adalah pemilik cadangan minyak terkaya di Afrika) di bidang kesehatan (pelayanan gratis), pendidikan, dll. Itulah sebabnya, HDI (Human Development Index) Libya bahkan yang tertinggi di Afrika, dan di dunia berada di peringkat 57, lebih bagus daripada Rusia atau Brazil.  Fakta ini sungguh tidak cocok dengan berita ‘rakyat Libya bangkit secara massal untuk menumbangkan Qaddafi.” Bahwa ada kelompok oposan, wajar. Tapi pemberontakan massal di seluruh negeri (seperti diberitakan media massa), sungguh menunjukkan pola yang aneh.

Keterlibatan asing di Libya kini semakin nyata. Kecurigaan awal bahwa intervensi asing di Libya bermotif politik dan ekonomi kini semakin terungkap. Libya adalah negeri kaya minyak dan mineral.

Dan juga menyedihkan, skenario serupa kini sepertinya juga tengah bergulir di Syria… – sumber

Bagaimana menurut anda?