Kalau melihat sejarah perkembangan Kodak, Hanya ada satu kata : TRAGIS! … Ya, karena sebuah perusahaan pertama yang dianggap sebagai ikon fotografi modern akhirnya harus mendaftarkan perlindungan kebangkrutan di Pengadilan Kebangkrutan Manhattan, Amerika pada tanggal 19 Januari 2012.

Image courtesy of Joost J. Bakker

Kodak

Kodak adalah sebuah perjalanan panjang dan penuh lika-liku perjuangan. Dari akhir 1800-an hingga 1980-an, Kodak mendominasi pasar konsumen fotografi – sebuah ikon yang inovatif dan mengagumkan dari industri Amerika. Kodak juga memenangkan Emmy dan Academy Awards, mengirim kamera ke ruang angkasa dan diakui dengan menciptakan kamera digital. Kodak adalah sebuah perusahaan yang pernah mewakili mimpi orang Amerika, tapi siapa sangka kini terlihat seperti mimpi buruk.

George Eastman, drop out dari SMA dan mantan pegawai bank, adalah orang dibalik penciptaan Kodak yang melakukan terobosan teknologi dalam pengembangan dry film (film kering) di akhir tahun 1870-an dan 1880-an. Sebelum penemuan Eastman, fotografi adalah hobi yang mahal, rumit dan susah. Bentuk kamera yang sangat besar dimana wet film (film basah) memerlukan pengolahan langsung.

Pada bulan September 1888, berbasis di New York, Eastman mendaftarkan sekaligus menawarkan “Kodak” sebagai kamera pertama yang bermerk, sebuah kamera dengan model berbentuk kotak genggam dan dijual dengan tagline “You press the button – we do the rest.” (Anda tekan tombolnya – Kami lakukan sisanya).

Pengembangan lebih lanjut selama sisa abad tersebut dan masuk era 1900-an memperlihatkan perubahan pada film Kodak, bentuk kamera menjadi lebih kecil dan lebih mudah digunakan dan merk Kodak tumbuh sejalan dengan media baru pada dunia snapshot fotografi.

Kodak terus melaju tak berbendung walaupun harus ditinggalkan oleh George Eastman yang bunuh diri pada tahun 1932 karena menyerah akibat Gangguan tulang belakang yang tak kunjung sembuh dan membuatnya kesakitan cukup lama dan berada di kursi roda.

George Eastman meninggalkan sebuah catatan yang berbunyi: “To my friends. My work is done. Why wait?” (Untuk Rekan2ku. Pekerjaaanku telah selesai. Mengapa menunggu?)

George Eastman tidak hanya dikenal pada kerjaannya di Kodak, tetapi juga upaya amalnya. Dia adalah salah satu dermawan terbesar pada masanya, menyumbangkan lebih dari $ 100 juta untuk amal, mendirikan sekolah-sekolah untuk musik, kesehatan, kedokteran gigi, dan klinik untuk keluarga berpenghasilan rendah.

George Eastman meninggalkan warisan untuk University of Rochester, sementara di kemudian hari rumahnya menjadi sebuah Museum bernama: the George Eastman House International Museum of Photography and Film.
Eastman dimakamkan di Kodak Park di Rochester, New York.

Image Courtesy of Wikipedia

George Eastman

Abad 21 adalah masa berat yang harus dijalani oleh Kodak. Meskipun di awal abad 21, penjualan kamera digital Kodak menempati posisi kedua di Amerika Serikat, namun Noughties (dekade 2000-2009,pen.) adalah dekade yang mengecewakan bagi Kodak.

Pada tahun 2004 Kodak membunuh penjualan kamera film tradisional di Eropa dan Amerika namun sayangnya tidak mampu mengisinya dengan kesuksesan digital. Kenyataannya, dilaporkan bahwa hanya satu tahun saja keuntungannya sejak tonggak tersebut, melepas ribuan pekerja, menutup pabrik dan menjual berbagai divisi.

Saham Kodak jatuh lebih dari 80% pada tahun 2011 — Mereka sekarang berada dalam keterpurukan. Jumlah staf globalnya menyusut menjadi 19.000 dari 145.000. Baru saja dikeluarkan peringatan oleh New York Stock Exchange bahwa sahamnya akan dihapus jika tidak bisa melebihi 1 dolar untuk 6 bulan kedepan.

Kematian film pada dunia fotografi, kurangnya modal pada penemuan kamera digitalnya, meningkatnya persaingan dari produsen kamera lain dan fenomena menyusutnya pangsa pasar cameraphone telah membuat ancaman kematian pada ikon bisnis Amerika tsb.

Dengan laporan Wall Street Journal bahwa Kodak sedang mempersiapkan pengajuan perlindungan kebangkrutan Bab 11 , satu-satunya yang dapat menyelamatkan perusahaan yang berumur 131 tahun tsb adalah miliaran dolar dari penjualan 1.000 lebih paten fotografi digitalnya.

Bagaimanapun, paten ini telah ditawarkan sejak Juli tahun lalu, dan tampaknya tidak ada yang berminat, atau mungkin para investor sedang menunggu harganya jatuh.

Beberapa upaya telah dilakukan Kodak seperti menggugat Apple Inc atas tuduhan melanggar 4 paten yang berhubungan dengna gambar kamera digital. Kodak juga menggugat Fujifilm Holdings Corp dan Samsung Electronic Co Ltd.

Tetapi fakta berkata lain, pada 19 Januari 2012, Kodak resmi mendaftarkan perlindungan kebangkrutan di Pengadilan Kebangkrutan Manhattan. Tragis!

Saya dan mungkin banyak orang yang lain (terutama golongan sepuh) sering memakai kata ‘KODAK’ sebagai penyebutan untuk kamera, apapun merk-nya. Ya karena nama Kodak identik dengan kamera seperti juga penyebutan nama Aqua untuk minuman air mineral dalam kemasan atau Pepsodent untuk produk pasta gigi.

Saya jadi teringat ungkapan ilmuwan Charles Darwin mengenai evolusi yang tertuang dalam bentuk buku berjudul “On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life,”. Buku itu membeberkan teori Darwin bahwa organisme secara bertahap berkembang melalui sebuah proses yang disebut Darwin sebagai “seleksi alam”.

Seorang bijak (saya lupa sumbernya) pernah berkata :
“Bukan mahluk yang hebat dan pintar yang mampu bertahan dalam kerasnya kehidupan ini tetapi mahluk yang mampu beradaptasi dengan lingkunganlah yang bisa bertahan dan memenangkan pertarungan hidup.”

Jadi, berkaca dari sejarah Kodak, apakah kita mau dan mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman?

Sumber: Mashable.Com, vavai.com