Posting pertama di bulan Agustus, dalam suasana bulan Ramadhan yang penuh berkah dan pahala …

Sebuah berita, bagi saya, sangat mengejutkan … (walaupun kata teman saya, OJO KAGETAN! Janganlah mudah terkejut!)

detik Finance : Duh! RI Ternyata Impor Singkong dari Italia dan China
finance.detik.com
Singkong merupakan makanan ciri khas Indonesia yang juga menjadi makanan pokok ketiga, tetapi ternyata negeri tercinta kita ini masih melakukan impor singkong dari negara Italia dan Cina. Duh!
Baca …

Kenapa saya harus merasa terkejut?
Saya ingat syair lagu dari Koes Plus sebagai berikut :

bukan lautan hanya kolam susu
kail dan jala cukup menghidupimu
tiada topan tiada badai kau temui
ikan dan udang menghampiri dirimu

orang bilang tanah kita tanah surga
tongkat kayu dan batu jadi tanaman
[by koes plus]

Kenapa rasanya, sebagian besar produk di negeri tercinta ini harus di import dari negara tetangga ya? Apakah kita tidak bisa memproduksi di dalam negeri?

Negeri ini menjadi tempat tujuan berdagang bagi bangsa asing karena (mungkin) jumlah penduduknya yang besar ya?
Saya catat ada beberapa produk import yaitu : beras, kedelai, gula, garam (GARAM! Negara kepulauan yang dikelilingi lautan nan luas terbentang juga harus import garam? WTF!), sapi, buah-buahan, tekstil, dll … (daftarnya panjang! Silahkan cari saja link-nya di Google)

Apakah kita beralasan tidak punya tenaga ahli dan lahan yang cukup memadai? Waduh … No Commento aja ahh. Hehehe

Kenapa negara China seolah-olah begitu perkasa dan bisa menyediakan berbagai macam produk untuk diekspor ya?

Seorang teman menulis begini di facebook …

pejabat2 yang ngurus pangan dari menteri ke bawah tahunya cuma berdagang, nggak ngerti bagaimana… harus mengangkat derajat harkat dan martabat petani sebagai penyangga pangan negara. Ketika saya tanya surplus beras kok masih impor, jawabnya produksi antar daerah tak seimbang harus distribusi silang dan cenderung menyalahkan musim. Ketika saya tanya produksi petani Indonesia yang terus merugi, mereka menyalahkan pasar. Ketika saya tanyakan tak ada proteksi lahan produktif hingga makin habis untuk bangunan perumahan dan industri, mereka menyalahkan kebijakan terdahulu. Yang jelas dari pemerintah tak ada solusi, tak peduli petani mau hidup atau mati, malah para penguasa yang pengusaha itu seperti dapat peluang menangguk untung dari kelemahan produksi pangan dalam negeri.

Waduh, ini kan suasana Ramadhan jadi kita tidak boleh bergosip dan menggunjing kebijakan pemerintah ya?

Entahlah … Bagaimana menurut anda?

OOT :
Eh, di bulan ini Negeri Bocah juga mendapat hadiah istimewa dari Google PageRank … Akhirnya … Ya akhirnya … Ada angka 2 di Google PageRank NegeriBocah ini. Saya hanya bisa bersyukur … Alhamdulillah.

Selain itu, beberapa hari yang lalu, saya juga mendapatkan surat cinta dari Google Adsense. Isinya … Sekian Dollar!
(Masih kecil jadi malu untuk menyebutkan nilainya tapi cukup lumayan sebagai THR untuk membeli baju baru di saat Lebaran Idul Fitri nanti. Hehehe)

Buat teman-teman dan sahabat blogger, saya ucapkan terima kasih atas kunjungan anda ke blog ini. Insya Allah nanti saya akan melakukan kunjungan balik dan bersilaturahmi.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan … Semoga kita menjadi umat yang mendapat rahmat, hidayah dan ridho-Nya. Amiinnnn …