valentine

Valentine’s Day, Hari Valentine atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama ‘hari kasih sayang‘ dirayakan etiap tanggal 14 Februari oleh para remaja di seluruh dunia. Di hari ini, mereka selalu menggunakannya untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang pada seseorang seperti pacar atau kekasihnya dengan cara saling bertukar kado, memberikan coklat, atau memberikan kartu ucapan bertuliskan ”Be My Valentine” atau dalam bahasa Indonesia berarti ”Jadilah Valentineku” (ya iyalah!) atau (mungkin) yang lebih tepat adalah ‘Jadilah Kekasihku’.

Namun tahukah anda asal mula dan sejarah hari valentine? Saya tidak akan menuliskannya disini, silahkan anda klik saja ‘Sejarah Hari Valentine‘ di Wikipedia. Isinya sudah komplit spesial pake telor sehingga saya tidak perlu bercapek-ria melakukan copypaste ke blog ngawur ‘negeribocah‘ ini. OK?

Simbol Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap, permen cokelat dan tentu saja … BUNGA! Lebih khusus lagi bunga mawar.  Konon, ini hal wajib bagi para pecintanya.

Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. Kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal oleh Esther A Howland pada 1847 dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary“.)

The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.[1] Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Di Jepang, Hari Valentine sudah muncul berkat marketing besar-besaran, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor. Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Lalu berkat usaha marketing lebih lanjut, sebuah hari balasan, disebut “Hari Putih”(White Day) muncul. Pada hari ini (14 Maret), pria yang sudah mendapat cokelat pada hari Valentine diharapkan memberi sesuatu kembali.

Di Taiwan, sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik dari fungsinya. Namanya adalah “Hari Raya Anak Perempuan” (Qi Xi). Hari ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut tarikh kalender kamariyah Tionghoa.

Sementara di Indonesia, budaya semacam itu juga mulai menjamur dan populer terutama di kalangan anak muda. Bentuk perayaannya bermacam-macam, mulai dari saling berbagi kasih dengan pasangan, orang tua, orang-orang yang kurang beruntung secara materi, dan mengunjungi panti asuhan di mana mereka sangat membutuhkan kasih sayang dari sesama manusia. Banyak pusat perbelanjaan dan kafe yang menghias tempat mereka dengan warna pink. Cokelat dan kartu-kartu Valentine bertuliskan kata-kata cinta juga kian diminati, terutama di kota-kota besar. Industri media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) juga tidak mau ketinggalan dengan membuat berbagai acara-acara yang berkaitan dengan valentine.

Wow! Sebuah marketing industri yang menjangkau berbagai belahan dunia ya? Tentu saja banyak pihak yang diuntungkan di perayaan Valentine ini karena produknya dibutuhkan.

Sebetulnya kasih sayang selalu ada kapan saja, tak hanya di hari Valentine semata, tak berarti hari-hari di luar tanggal 14 Februari bukan hari yang penuh dengan kasih sayang. Cinta dan kasih sayang adalah bahasa universal yang harus ada di hati kita dan berlaku umum kepada sesama.

Alangkah indahnya jika rasa cinta dan kasih selalu ada setiap hari, tidak mengenal musim dan tanggal tertentu. Ini akan membuat perdamaian tegak berdiri di muka bumi. Selain itu ya bisnis bergerak terus. Hehehe. 🙂

Bagaimana menurut anda?

Catatan :

  1. Postingan ini tidak ada hubungannya dengan agama dan kepercayaan tertentu. Saya hanya melihatnya dari segi bisnis dan marketing pemasaran industri saja.
  2. Postingan ini adalah salah satu bentuk SEO : Meramal masa depan. Apa dan bagaimana tentang ‘meramal masa depan’ itu? Insya Allah nanti akan saya posting caranya. Tetap ikuti saja blog ini.

Update :
Sekarang, SMS Hari Valentine sudah menggantikan Kartu Ucapan Hari Valentine.