Doeloe, simbah kakung pernah berpesan begini:

Thole, anak lanang … Dadi pemimpin kui modal’e ati mantep. Nek ijik sanggup ya maju terus, nek wis ngerasa ra kuat ya cepat mundur …

Artinya :

Thole (sebutan untuk anak lelaki dalam masyarakat jawa), menjadi pemimpin itu harus punya modal KEMANTAPAN (HATI). Kalau masih merasa sanggup (mengemban tugas) ya silahkan maju terus, kalau sudah merasa tidak kuat ya cepat2 mundur (dari jabatanmu) …

Selanjutnya simbah kakung dawuh yang kira2 maknanya begini :

Saat kita merasa mampu untuk menjadi seorang pemimpin ya harus punya hati baja, penuh kemantapan (hati dan pikiran), berani menghadapi segala resiko, dan selalu bersemangat dalam memimpin.

Setiap pemimpin tentu punya pendukung maupun musuh (lawan politiknya) sehingga pemimpin harus cepat, tepat dan tegas saat mengambil sebuah keputusan.

Harus disadari bahwa apapun keputusan yang kita ambil selalu ada resiko perjuangannya. Ada yang merasa diuntungkan sebaliknya ada juga yang merasa dirugikan. Tidak ada satu keputusan yang bisa memuaskan semua pihak, tetapi ya pemimpin harus cepat berpikir demi kepentingan yang lebih luas.

Jika seorang pemimpin ragu-ragu dan penakut maka kasihan pendukungnya karena mereka juga bingung untuk bergerak sesuai kesepakatan bersama, sebaliknya sifat peragu dan penakut ini akan menjadi amunisi yang baik buat musuhnya untuk terus menyerang.

Pendukung perlu tokoh panutan yang bisa diharapkan membawa mereka menuju jalan yang lebih baik, jadi ya pemimpin harus mampu menunjukkan sikap bahwa memang dirinya adalah seorang tokoh panutan yang siap berjalan di garis depan menuju tujuan bersama.

Jadi …bagaimana nih?
Maju atau mundur harus cepat diputuskan! … Ahh …