Jakarta – Jakarta terancam macet tak bergerak. Perlu ada upaya tegas dan keras untuk mengatasinya. Bila tidak, diprediksikan tahun depan lalu lintas di Jakarta sudah stuck.

“2014 deadlock,” kata Deputi V Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Nirarta Samadhi saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (10/11/2013).

Nirarta menjelaskan, kemampuan masyarakat Indonesia membeli mobil amat tinggi. Bila tak ada pengaturan atau penambahan infrastruktur macet akan terjadi di semua titik.

“Sekarang saja kecepatan kendaraan hanya 10 Km/jam,” jelas Nirarta.

Untuk penambahan infrastruktur agak sulit. Yang bisa dilakukan memperbaiki sistem. Masyarakat tidak dilarang menggunakan kendaraan pribadi tetapi mesti ada konsekuensi dari penggunaan mobil itu. Bukan apa-apa, konsumsi BBM juga tentu meningkat.

“Ada ERP atau sterilisasi busway, intinya masyarakat dipaksa menggunakan angkutan umum. Bisa juga ada aturan bagi yang membeli mobil, harus memiliki lahan parkir sendiri di rumah, agar tidak parkir di pinggir jalan,” jelasnya.

Soal memaksa masyarakat pindah ke angkutan umum itu, lanjut Nirarta, harus diiringi dengan perbaikan sarana. Pemprov DKI harus bisa menyediakan 40 ribu bus baru yang memadai dan nyaman mengganti bus-bus yang tak layak sekarang.

“Bagi swasta yang memegang bus itu mesti ada dispensasi, mulai dari ongkos import spare part, hingga revenue guarantee bila saat beroperasi bus-bus itu tepat waktu di halte,” imbuhnya.

Angkutan umum harus dirangsang sehingga swasta mau memelihara bus yang memadai dan nyaman, sehingga masyarakat rela dan mau naik angkutan umum.

“Bus diadakan untuk menekan agar kendaraan pribadi tak digunakan,” tutupnya