Batikku Bukan Milikku, Batikku (Mungkin) adalah Batiknya …
Ya, Batikku (Mungkin) adalah Batiknya … yang hanya dititipkan kepadaku untuk suatu saat waktu diberikan kepadanya, sebagai si pemilik yang lebih berhak untuk memakainya.

Bingung?

Begini ceritanya …
Sore ini, isteri tersayang membongkar koleksi baju di lemari yang sudah menumpuk. Dia memilah dan memilih di antara koleksi baju itu dan menemukan 2 buah baju batik yang baru tapi bekas. Wah, apaan tuh?

Iya, baju batik itu 99% adalah baru belum pernah aku pakai kecuali saat mencobanya dan 1% adalah bekas karena kan memang bekas milikku. (makin bingung ya?)

Pada lebaran tahun kemarin, aku mendapat kiriman hadiah dari bos semi besar di Semarang yaitu 1 buah baju batik. Dan bos di Solo juga mengirimkan hadiah yang sama yaitu 1 buah baju batik juga. Aneh, ini ada 2 bos di kota yang berbeda bisa kompak mengirimkan parcel lebaran yang sama isinya.

FYI:
Memang aku bekerja di sebuah perusahaan dengan banyak kantor cabang. Secara resmi, aku adalah karyawan dari cabang Semarang dalam arti gaji, tunjangan, bonus dll dikirim dari manajemen Semarang.
Tetapi, aku juga bertanggung jawab kepada beberapa bos yang lain termasuk yang ada di Jakarta ini. Jangan dikira aku menerima gaji yang double bahkan triple ya, gajiku ya cuma 1 yang dari Semarang. Kalau yang lain paling-paling kasih bonus, itu pun kalau mereka (para bos) masih ingat. Hehehe

Kembali ke laptop …
Nah, ternyata kedua baju batik kiriman itu mengalami perubahan bentuk (mungkin) karena perjalanan selama dari daerah ke Jakarta ya. Maksudnya gini, baju batik itu karena kecapekan di jalan jadi ukurannya menyusut dan tidak cukup untuk aku pakai. Batiknya sempit! Arrggghhhh….

So, rencana berlebaran dengan baju batik baru (walaupun dapat gretongan) ya terpaksa harus buyar. Aku tetap memakai baju koleksi lama karena bagiku lebaran tidak berarti harus memakai dan membeli baju baru. Selama masih ada baju yang layak dipakai ya enjoy aja buat lebaran keliling ke rumah saudara, teman dan tetangga.

Baju batik itu hanya menjadi salah dua (kan jumlahnya ada 2), dari sekian koleksi bajuku yang memang berukuran besar. Dan dalam perjalanan waktu, batik itu sedikit terlupakan.

Sampai pada sore hari ini, istriku menemukan harta karun yang bernilai … berbentuk 2 buah baju batik! Horeeeee …!!!

Memang sudah tradisi keluargaku, setiap mau pulang kampung pasti selalu membongkar tabungan baju, memilah dan memilih, untuk selanjutnya dibawa ke kampung untuk dibagikan kepada mereka yang lebih membutuhkan.

Nah, dalam minggu ini, Insya Allah kami mau berlibur ke Jawa Timur.

Baju batik bertema baru tapi bekas itu menjadi salah dua yang akan kami bawa sebagai buah tangan untuk mereka yang pantas memakainya dan tidak merasa  sempit.
Semoga baju batik ini membawa manfaat …