Sahabat Blogger …

Saya menuliskan postingan ini setelah mendapat informasi dari beberapa teman lama dan hasil ngumpul2 dengan komunitas. Saya selalu menyempatkan untuk bertemu mereka setiap saya pulang kampung untuk sekedar ber-nostalgia, menjaling tali komunikasi silaturahmi dan mencari info terbaru tentang perkembangan di lokal area.

Sahabat Blogger …

Kita sudah mengenal isitilah  Vox Populi Vox Dei  atau “Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan” artinya kekuatan yang sangat besar dan terdahsyat itulah eksistensi rakyat,  termasuk di dalam hal tersebut  adalah  suara rakyat.

Dan suara rakyat (teman2 ku) sebagian besar mengungkapkan kegelisahan dan curhat tentang kondisi lingkungannya. Saya menganggap ini curhat yang positif dan tidak lebay.

Tema pembicaraan seputar :

  • curhat soal ini dan itu
  • membandingkan kepempinan si ini dan si itu
  • ungkapan kecewa atas kasus ini dan itu
  • menanyakan kebenaran soal ini dan itu, dan lain-lain

Sahabat Blogger …

Teman2 di daerah menganggap saya tentu mengetahui jawaban atas beberapa pertanyaan2 karena saya tinggal di ibukota Jakarta dan pekerjaan saya sebagai pengamen dari pintu ke pintu tentu bisa mencari info yang update.

Memang, mereka tidak salah, Insya Allah saya mengetahui info terkini tentang ini dan itu. Tetapi apakah info itu layak untuk di-share kepada semua orang? Saya sendiri punya batasan pribadi soal tingkatan informasi yang layak dan tidak layak. Salah satu alasannya adalah agar tidak menimbulkan polemik yang bisa merugikan baik untuk saya pribadi maupun orang lain.

FYI: Beberapa info berasal dari sumber A1, artinya 99% data akurat.

Sahabat Blogger …

Saya menuliskan judul postingan ini, ‘Blogger: Bebas Yang Bertanggung-jawab’

Begitu juga yang saya alami saat saya ingin memposting sesuatu. Saya akan berpikir untung ruginya dan baik buruknya sebuah tema sebelum terbentuk jadi 1 artikel. Selama ini saya berusaha untuk menuliskan yang wajar2 saja.

Jujur saja, saya merasakan kegelisahan dan ingin mencurahkan uneg2 saya dalam blog ini. Tetapi, saat saya berpikir ulang, muncul 1 pertanyaan: ‘KENAPA?’ … Ya, kenapa saya harus menulis ini dan itu yang berarti akan membuka aib kejelekan orang lain?

Sahabat Blogger …

Apakah saya menjadi seorang penakut karena TIDAK BERANI mengungkapkan data dan fakta kebenaran?

Entahlah … Saya belum menemukan padanan kata yang tepat untuk situasi dan kondisi yang saya alami. Mungkin, karena saya belum (dan semoga JANGAN!) mempunyai target dan ambisi tertentu. Insya Allah, Saya sudah bersyukur atas nikmat yang saya dapatkan sehingga walaupun saya tetap punya idealisme masa doeloe saat ikut bergabung dalam demo reformasi, saya lebih memilih menjadi penonton saja.

Bagaimana menurut anda?
Tepatkah jalan yang saya ambil?